KABUPATEN BOMBANA
Prvinsi : Sulawesi Tenggara
Dasar hokum : UU No.
29 Tahun 2003
Tanggal : 18 Desember 2003
Ibu Kota : Rumbia
Pemerintahan
-
Bupati :
Drs. H. Atikurahman, MS
-
DAU :
Rp. 282. 286. 386. 000,
Luas : 2. 845, 36 Km2a
Polpulasi
-
Total :
110.029 jiwaa
-
Kepadatan : 38, 67 Jiwa /
Km2
Demografi
Pembagian Administratif
-
Kecamatan : 7
-
Kelurahan : 79
Sejarah Terbentuknya Kabupaten
Bombana adalah salah satu Daerah Tingkat II di Provinsi Sulawesi Tenggara,
Indonesia, dengan Ibu kota Rumbia, dibentuk berdasarkan UU Nomor 29 Tahun 2003
Tanggal 18 Desember 2003 yang merupakan hasil pemekaran Kabupaten Buton.
Jumlah
penduduk pada tahun 2005 sebanyak 110. 029 jiwa tercatat laki – laki sebanyak
54.635 jiea dan perempuan 55, 394 jiwa.
PDRB
berdasarkan harga berlaku pada tahun 2005 sebesar Rp. 516.353.940.000,- sedikit
lebih tinggi di bandingkan tahun sebelumnya, yaitu sebesar Rp. 409.
844.460.000,-
Daftar Isi
o
Sejarah
pembentukan Bombana
A.
Latar
Belakang Terbentuknya Kabupaten Bombana
1.
Letak
Geografis dan Batas Wilayah
§ Aspek Geografis
2.
Luas
Wilayah
3.
Jumlah
penduduk
4.
Kemampuan
Ekonomi
B.
Produk
Domestik Regional Bruto
C.
Penerimaan
Daerah
D.
Potensi
Sumber Daya Alam
·
Sektor
Pertanian Tanaman Pangan
·
Sektor
Perkebunan
·
Sektor
Peternakan
·
Sektor
Kehutanan
·
Sektor
pertambangan
·
Sektor
Perikanan dan Kelautan
E.
Sarana
Pariwisata
F.
Sosial
Budaya dan Etnis dan kegiatan - kegiatan
di hari – hari libur yang berlangsung di tengah – tengah masyarakat.
SEJARAH PEMBENTUKAN BOMBANA
Latar
belakang
Pada
zaman dahulu sebelum kemerdekaan, dipulau sulawesi bagian tenggara telah ada
kerajaan besar dan kecil yang pernah berkuasa seperti kerajaan Wolio (
Kesultanan Buton ), Kerajaan Muna, Kerajaan Konawe, Kerajaan Mekongga dan
Kerajaan Moronene. Kerajaan Moronene dan Kesultanan Buton adalah Kerajaan yang
telah ada jauh sebelum Indonesia merdeka dengan segala Histori Kejuangannya.
Pada masa sistem Kerajaan, kedua Kerajaan ini memiliki Wilayah Kekuasaan yang
meliputi Poleang, Rumbia dan Kabaena.
Kabupaten
Buton sebagai Daerah Otonom, sebelum dilakukan pemekaran wilayah terdiri atas
19 kecamatan yang tersebar di kepulauan dan jaziriah daratan Pulau Sulawesi.
Adapun
gambaran umum wilayah dari rencana pemekaran Kabupaten Buton yang meliputi
kecamatan poleang, Poleang timur, Rumbia, Rarowatu, Kabaena, Kabaena Timur
Sebagai Berikut :
1.
Letak
Geografis Kabupaten Bombana dan Batas Wilayah
Secara geografis
terletak bagian selatan katulistiwa, tepatnya berada di sebelah Barat Pulau
Buton yang membentang pada 3 – 6 Lintang Selatan dan120 – 124 Bujur Timur. Secara geografis memanjang dari utara
keselatan diantara 4.30o _ 6.25o lintang selatan (
sepanjang + 180 Km ) dan membentang dari barat ke timur di antara 120.82o
_ 122.20o BT (
Sepanjang 154 Km ). Sedangkan Batas Wilayah dari ke 6 ( enam ) Kecamatan
tersebut, memiliki Batas – batas sebagai berikut :
-
Sebelah Utara berbatasan dengan
Kabupaten kendari dan Kabupaten Kolaka.
-
Sebelah Timur berbatasan dengan Selat
Muna.
-
Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut
Flores ; dan
-
Sebelah Barat berbatasan dengan Teluk
Bone
Luas
wilayah kabupaten bombana tahun 2009
NO
|
Kecamatan
|
Luas ( Km2 )
|
Banyaknya Desa
|
Banyaknya Dusun
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
|
Kabaena
Kaabaena Utara
Kabaena Selatan
Kabaena Barat
Kabaena Timur
Kabaena Tengah
Rumbia
Mata Oleo
Kep. Masaloka Raya
Rumbia Tengah
Rarowatu
Rarowatu Utara
Lantari Jaya
Mata Usu
Poleang Timur
Poleang Utara
Poleang Selatan
Poleang Tenggara
Poleang
Poleang Barat
Tontonunu
Poleang Tengah
|
103,57
132,97
129,20
39,43
121,25
275,58
58,99
108,53
2,66
21,11
166,81
239,40
285,01
456,17
101,55
237,27
89,88
133,51
115,39
325,05
131,14
41,69
|
4
7
4
5
7
7
5
10
5
5
8
8
9
5
5
8
5
4
10
9
5
4
|
12
23
12
18
26
19
16
33
15
16
27
24
26
16
21
38
23
17
36
39
22
15
|
Aspek Geografis
.
Panjang Garis Pantai Kabupaten/Kota : 314,95 km2
.
Luas Kabupaten/Kota : 3.316,16
km2
.
Pusat Pemerintahan : Di
Pulau Utama
.
Jumlah Pulau dalam satu Kabupaten : 25
Pulau
.
Jalanan Kabupaten yang beraspal
: 34,70
km
.
Jalanan Kabupaten yang belum beraspal
: 476,57 km
2.
Luas
Wilayah
Luas Wilayah
Persiapan Pemekaran ( Poleang, Poleang Timur, Kabaena, Rumbia,Rarowatu dan
Kecamatan Kabaena Timur ) adalah 14.932 km2 , yang terdiri atas
Wilayah daratan Seluas 3.001 Km2 ( 46,88 persen dari total luasa
wliayah daratan Kabupaten Buton ), dengan Wilayah Perairan seluas 11,931, 8 Km2.
Adapun luas Wilayah secara terperinci masing – masing Kecamatan adalah sebagai
Berikut :
a. Poleang = 550, 92 Km2
b. Poleang
Timur = 551, 08 Km2
c. Rumbia = 395,06 Km2
d. Rarowatu = 604,94 Km2
e. Kabaena = 487,76 Km2
f. Kabaena
Timur = 451,24 Km2
3.
Jumlah
Penduduk
Jumlah Penduduk Kabupaten Bombana dari Keseluruhan Wilayah Kecamatan Poleang, Poleang Timur, Rumbia, Rarowatu,
Kabaena, Kabaena Timur sampai dengan Tahun 2002 ini, sebanyak 110, 201 (
seratus sepuluh ribu dua ratus satu ) jiwa, yang terdiri dari laki – laki
sebanyak 54. 510 ( lima puluj Empat ribu lima ratus sepuluh ) jiwa, dan perempuan
sebanyak 55. 691 ( lima puluh lima ribu enam ratus sembilan puluh satu ) jiwa.
Pertumbuhan penduduk dalam sepuluh tahun terakhir, yakni dari tahun 1999 sampai
dengan tahun 2000 adalah rata – rata sebesar 1,18 persen / tahun ( Satu koma delapan
belas persen pertahun ) dan Jumlah penduduk di tahun 2009 yang berada di masing
– masing kecamatan sbb :
NO
|
Kecamatan
|
Jumlah
Penduduk
|
Persentase
( % )
|
1
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
|
Rumbia
Rumbia
tengah
Rarowatu
Rarowatu
Utara
Kabaena
Kabaena
Timur
Kabaena
selatan
Kabaena
Barat
Kabaena
Utara
Kabaena
Tengah
Poleang
Poleang
Timur
Poleang
Barat
Poleang
Utara
Poleang
selatan
Poleang
Tengah
Poleang
Tenggara
Tontonunu
Lantari
Jaya
Mata
Usu
Mata
Oleo
KSep.
Masaloka Raya
|
8.551
4.882
4.686
6.070
2.985
6.919
3.060
7.740
4.160
3.480
13.826
8.592
12.623
10.187
6.393
3.136
4.036
4.981
8.271
1.435
6.368
3.606
|
6,98
3,59
3,44
4,46
2,17
5,08
2,25
5,69
3,05
2,55
10,16
6,30
9,26
7,49
4,70
2,30
2,96
3,66
6,08
1,05
4,68
2,65
|
4.
Kemampuan
ekonomi
A.
Produk
Domestik Regional Bruto
Perkembangan
perekonomian suatu Wilayah atau Daerah diukur dengan menggunakan indikator
perkembangan Produk Domestik Regional Bruto ( PDRB ) dan pendapatan perkapita
masyarakat. Pertumbuhan Ekonomi dari ke – 6 ( enam ) Kecamatan sebagai Daerah
persiapan pemekaran terus mengalami peningkatan setiap tahunnyasehingga
berpengaruh terhadap pendapatan Domestik Regional Bruto ( PDRB ).
Pada
tahun 2001 Pendapatan Domestik Regional Bruto dari Kecamatan yang dimaksud
sebagai Daerah persiapan pemekaran adalah sebesar Rp. 282 633.000,58 atau
mengalami peningkatan sebesar 3,82 %. Sedangkan PDRB Perkapita masyarakat pada
tahun 2001 mencapai sebesar 2.589.452,67 ( Dua juta lima ratus delapan puluh
sembilan empat ratus lima puluh dua rupiah enam puluh tujuh sen ).
B.
Penerimaan
Daerah
Potensi pendapatan asli daerah Kabupaten Bombana pada
wilayah rencana pemekaran, tergambar dari beberapa jenis penerimaan baik yang
bersumber dari pajak daerah, retribusi daerah maupun dari jenis pendapatan
daerah lainnya. Proyeksi potensi PAD, bagi hasil pajak dan bagi hasil bukan
pajak pada wilayah persiapan pemekaran adalah sebesar Rp. 8.050.000.000,00, - (
Delapan Milyar lima puluh juta rupiah ).
C.
Potensi Sumber Daya Alam
a. Sektor
Pertanian tanaman pangan
Potensi
pengembangan pertanian tanaman pangan dan Holtikultura menjadi sektor unggulan
dengan kesiapan laahan sawah seluas 9.341 Ha atau sebesar 90, 94 % dari
Kabupaten induk. Dari luas sawah tersebut, diklasifikasikan kedalam irigasi
teknis seluas 3.590 Ha, irigasi ½ teknis seluas 3. 540 Ha, irigasi desa seluas
1,652 Ha. Sedangkan potensi lahan kering yang dimiliki seluas 48.662 Ha, yang
terdiri atas lahan perkarangan seluas 11.530 Ha, tegal seluas 8.566 Ha, lading
huma seluas 11.530 3.007 Ha, sementara lahan yang tidak diusahakan masih seluas
25.559 Ha.
b. Sektor
perkebunan
Dengan
luas wilayah 3.001 Km2 atau 300.100 Ha, yang digunakan untuk
pengembangan tanaman perkebunan adalah seluas 38.122,6 Ha, atau baru mencapai
12, 70 % dari luas wilayah, sehingga dengan demikian masih sangat memungkinkan
untuk pengembangannya kedepan. Komoditas perkebunan yang dihasilkan dari
wilayah persiapan pemekaran , meliputi tanaman kakao, jambu mente, kelapa, kopi
( tersebar diwilayah kecamatan Poleang, Poleang Timur, Rumbia, Kabaena, Kabaena
Timur dan Rarowatu ), tanaman aren ( Kecamatan Kabaena, Kabaena Timur, Poleang
dan Rarowatu ), serta tanaman cengkeh, lada, pala, kapuk ( tersebar di
Kecamatan Kabaena dan Kabaena Timur ).
c. Sektor
Peternakan
Populasi
ternak yang sudah dikembangkan di enam Kecamatan persiapan pemekaran terdiri
dari ternak besar ( sapi, Kerbau, dan Kuda ), ternak Kecil ( Kambing ), dan
ternak Unggas ( ayam buras dan itik ).
d. Sektor
Kehutanan
Potensi
sumber daya alam yang diprediksi dapat memberikan kontribusi besar terhadap
pendapatan asli daerah ( PAD ) pada ke – 6 Wilayah tersebut adalah melalui
sektor kehutanan. Luas kawasan hutan secara keseluruhan yang dapat dimanfaatkan
sebesar 232.350 Ha, yang terdiri atas : Hutan produksi terbatas ( HPT ) seluas
21. 279 Ha, Hutan produksi Biasa ( HPB ) seluas 66.200 Ha, hutan lindung ( HL )
seluas 68. 971 Ha, Hutan perlindungan dan pengawetan alam ( PPA ) seluas 44.
900 Ha, Hutan Produksi yang di konveksi ( HPK ) seluas 31.000 Ha, Selain itu,
juga terdapat kawasan pantai berhutan bakau seluas 17.250 Ha.
Dengan
Luas hutan Kawasan tersebut, potensi hasil hutan ikutan yang dapat dimanfaatkan
berupa kayu seluas ( 111.779 ) Ha, rotan seluas ( 32.450 ) Ha, dan bambu seluas
( 5. 022 ) Ha.
e. Sektor
Pertambangan
Potensi
sumber daya alam Kabupaten Bombana , Khususnya jenis tambang / bahan galian yang terdapat pada
wilayah ke – 6 kecamatan ( Poleang, Poleang timur, Rarowatu, Rumbia, Kabaena
dan Kabaena Timur ) cukup melimpah.
Jenis
Tambang dan atau bahan galian tersebut, Meliputi :
-
Nikel
Nikel
merupakan industri bahan baku industri logam, terdapat dikecamatan Kabaena
dengan luas areal 17.610 Ha dengan deposit yang belum terukur. Selain itu,
Kabaena Timur dengan luas areal 3. 329,66 Ha dan deposit juga yang belum
terukur.
-
Batu
Gamping
Batu
gamping merupakan bahan baku utama semen, flux, serta bahan pemutih. Batu
Gamping ini terdapat dikecamatan Kabaena dengan luas areal 17, 650 Ha, dan
deposit 6.414.000.000 M3. Kecamatan Kabaena Timur luas areal 400 Ha
dengan deposit 390.000.000 M3, Kecamatan Poleang luas areal 22.590 dengan
deposit 5. 650.000.000 M2 dan Kecamatan Poleang Timur Luas areal
3.640 Ha, dengan deposit 345.000.000 M2.
-
Marmer
Marmer
merupakn bahan baku industri, ubin dan kerajinan. Lokasi dan luas areal tambang
marmer ini tersebar di kecamatan Kabaena ( Desa Lakambula dan Rahadopi ) seluas
730 Ha, dengan Deposit 6.414.000.000 M3 dan dikecamatan Kabaena
Timur ( Desa Lengora ) seluas 139 Ha dengan deposit 390.000.000 M3.
-
Pasir
Kuarsa
Pasir
Kuarsa Merupakan bahan baku industri kaca/ gelas, cetakan logam dan lain –
lain. Pasir kuarsa ini dapat ditemukan di kecamatan Poleang ( Desa Rakadua dan
Ranokomea ), luas areal mencapai 22.590 Ha, dengan deposit / cadangan diperkirakan
mencapai 48. 875.000 M3. Selain itu, juga ditemukan di Kecamatan
Poleang Timur ( Desa Teppoe dan Waemputang ) dengan luas areal 750 Ha, dengan
cadangan / deposit diperkirakan mencapai
6.500.000 M3.
f.
Sektor Perikanan dan KeLautan
Dengan
luas wilayah perairan + 11.931,8
Km2 atau seluas + 1. 193. 175 Ha. Dari luas perairan tersebut
, sebagian besar digunakan sebagai areal perikanan tangkap dan sebagian kecil
dipergunakan areal budi daya laut. Sedangkan untuk wilayah pesisir pantai telah
dimanfaatkan sebagai areal usaha pertambakan.
Total
produksi dari 6 ( enam ) Kecamatan tersebut, mencapai 11.417 ton, sementara
jumlah tangkapan yang diperbolehkan ( JTB ) sebesar 22. 575,9 dari estimasi
potensi perikanan tangkap sebesar 28. 219, 8 Ton. Kemudian Potensi Budidaya
Laut pada wilayah yang dimaksud, seluas + 1.296 Ha, sedangkan yang
dimanfaatkan baru mencapai + 10 Ha, oleh 67 rumah tangga perikanan ( RTP
) dengan total produksi 77 Ton. Sedangkan potensi budidaya air payau ( Tambak )
seluas + 2, 928 Ha, dan yang sudah dimanfaatkan baru seluas +
206,1 Ha, atau sebesar 70,4 % oleh 949 RTP dengan produksi mencapai 1.289,8
Ton.
D.
Sarana
Pariwisata
Berdasarkan pendataan
wilayah pariwisata yang ada di 6 ( enam ) Kecamatan tersebut yaitu :
-
Kecamatan
Kabaena
·
Wisata pantai Pulau Sagori dan pulau
Bakau
·
Wisata Pantai pulau Motaha
·
Wisata Benteng di Tangkeno
·
Wisata
Benteng di Sampa Lakambula
·
Wisata Gua Watuburi
·
Wisata alam Tangkeno
·
Wisata Gunung Batu Sangia
·
Air terjun Sampa Lakambula
-
Kecamatan
Rumbia
·
Wisata Bahari Pulau Masaloka
·
Wisata Terjun di puncak Lereng Gunung
Langkapa
·
Wisata air terjun di Sangkona
-
Kecamatan
Poleang
·
Wisata Pantai Tiubala
·
Wisata Pantai Tawudi
·
Wisata Danau Laponu – Ponu Ranokomea
·
Wisata Bahari Pulau Basa
·
Wisata Alam air Terjun Rakadua
·
Wisata alam batu putih dihulu Sungai
Poleang
·
Wisata air mendidih Tahi Ite
·
Wisata
objek sejarah peninggalan PDII di Pallimae dan Lapangan terbang di
Labua.
-
Kecamatan
Poleang Timur
·
Wisata alam Padang Pajjongang
-
Kecamatan
Rarowatu
·
Wisata alam Taman Nasional Rawa Aopa
Watumohai
Jenis
kesenian, terutama musik dan tari – tarian yang telah menjadi aset Daerah
bahkan aset Nasional, seperti :
·
Musik Bambu ( Ore – ore )
·
Tarian Lumense
·
Tarian Morengku ( Tarian Moloso Tincolo
)
·
Tarian Ando – ando
·
Tarian Mepopori
·
Tarian Montau, dll
E.
Sosial
Budaya, Agama dan etnis dan kegiatan – kegiatan di hari – hari libur yang
berlangsung di tengah – tengah masyarakat
Jumlah agama di
kabupaten bombana sebanyak 5 ( lima ), Yakni islam, Kristen, Katolik, Hindu dan
Budha. Dengan perincian sebagai berikut :
o
Islam 107.452
o
Kristen Protestan 979
o
Kristen Katolik 46
o
Hindu 303
o
Budha 1.103
Secara
sosial kultural penduduk yang bermukim diwilayah enam Kecamatan ( Poleang,
Poleang Timur, Rumbia, Rarowatu, Kabaena dan Kabaena Timur ) adalah bersifat
Heterogen yang di tandai adanya berbagai macam suku/etnis dan latar belakang
budaya budaya antara yang satu dengan yang lain.
Secara
umum, penduduk yang bermukim pada wilayah tersebut di dominasi oleh etnis
Bugis, Moronene, buton dan muna, jawa dan Bali. Penduduk yang tingkat ketakwaan yang tinggi di tandai
dengan adanya rasa saling menghormati dalam memeluk dan menjalankan ajaran
agama. Dan adapun masyarakatnya memeluk agama islam dan sebagian kecil beragama
islam protestan dan hindu dengan tempat ibadah masing – masing.
Masyarakat
pada umumnya menghabiskan masa liburnya ditempat – tempat wasata yang berada
tidak jauh daru ibu kota Kabupaten misalnya di Pantai Tapuahi dan air terjun
Sangkona. Bentuk solidaritas masyarakat ditunjukan dengan adanya kegitan –
kegiatan yang dilakukan di hari – hari besar dan rasa saling menghargai pada
saat kegiatan – kegiatan keagamaan dihari – hari besar masing – masing atau
pada saat menjalankan ibadah pada hari- hari tertentu.
Untuk
kegiatan seni dan budaya, juga memiliki tempat pertunjukan kesenian. Sedangkan
untuk tempat/ kegiatan panti sosial seperti panti asuhan, panti jompo, panti
cacat dan lain sebagainya. Sedangkan kegiatan pengembangan olahraga terlihat
cukup baik dengan tersedianya fasilitas sebagai penunjang seperti lapangan
bola, voli Ball, Bulu tangkis, Dll.
Sumber Informasi : Media - masyarakat - pemerintahan
0 komentar:
Post a Comment