A. Ciri-ciri Berfikir Kefilsafatan
1. Radikal artinya berpikir sampai keakar-akarnya, sehingga sampai pada hakikat atau subtansi yang dipikirkan.
2. Universal artinya pemikiran filsafat menyangkut pengalaman umum manusia kehususan berfikir kefilsafatan menurut jespret terleak pada aspek keumumannya.
3. Konseptual artinya merupakan hasil generisasi dan abstraksi pengalaman manusia
Misalnya : Apakah Seni itu ? Apakah keindahan itu ?
4. Kohoren dan konsisten ( runtut). Kohoren artinya sesuai dengan kaidah-kaiah berfikir logis. Konsisten artinya tidak mengandung kontradiksi.
5. Sistimatik artinya pendapat yang merupakan uraian kefilsafatan itu harus saling berhubungan secara teratur dan terkandung adanya maksud atau tujuan tertentu.
6. Konprehensif artinya mencakup atau menyeluruh. Berfikir secara kefilsafatan merupakan usaha untuk menjelaskan alam semesta secara keseluruhan.
7. Bebas artinya sampai batas-batas yang luas, pemikiran filsafati boleh dikatakan merupakan hasil pemikiran yang bebas, yakni bebas dari prasangka-prasangka sosial, historis, kultural, bahkan religius.
8. Bertanggung jawab artinya seseorang yang berfilsafat adalah orang yang berfikir sekaligus bertanggung jawabterhadap hasil pemikiran, paling tidak terhadap hati nurani sendiri.
Kedelapan ciri berfikir kefilsafatan ini menjadikan filsafat cenderung berbeda dengan ciri berfikir ilmu-ilmu lainnya, sekaligus menempatkan kedudukan filsafat sebagai bidang yang netral terutama ciri ketujuh.
B. Aspek Filsafat
Ada tiga aspek yang perlu diperhatikan dalam mempelajari falsafah ilmu pengetahuan:
Ontologi, Epistomologi dan Aksiologi.
1. Pengertian ONTOLOGI
Ontologi merupakan hakekat atau dasar dari pengetahuan yang dikaji. Ontologi adalah salah satu kajian kefilsafatan yang paling kuno dan berasal dari yunani. Studi tersebut membahas keberadaan sesuatu yang bersifat konkrit.
Istilah istilah terpenting yang terkait dengan ontologi adalah :
1. Yang-ada (being)
2. Kenyataan/realitas (reality)
3. Eksistensi (existence)
. Esensi (essence)
5. Subtansi (subtance)
6. Perubahan (change)
7. Tunggal (one)
8. Jamak (many)
2. Pengetian Epistemologo
Epistomologi merupakan bagaimana cara mendapatkan ilmu pengetahuan yang benar. Epistomologi meliputi berapa hal tentang bagaimana mendapatkan ilmu pengetahuan dengan benar.
1. Apakah itu pengetahuan ?
2. Bagaiman pengetahuan itu kita dapatkan ?
3. Apa yang orang lain ketahui ?
4. Bagaimana kita tahu apa yang telah kita ketahui ?
3. Pengertian Aksiologi
Aksiologi merupakan nilai kegunaan dari ilmu itu sendiri. Aksiologi mencakup tentang nilai guna ilmu itu sendiri.
1. Nilai guna (kegunan dari ilmu pengetahuan)
2. Etika (baik buruknya suatu ilmupengetahuan baik diri sendiri maupun orang lain)
3. Estetika (melihat Kebagusan/kejelekan dari suatu ilmu pengetahuan indra).
C. Peranan filsafat Ilmu dengan pembangunan sumber daya manusia .
Manusia mampu mengembangkan pengetahuan dengan cepat dan mantap karena mampu berfikir menurut suatu alur kerangka berfikir tertentu. Manusia mampu mengkomonikasikan infirmasi dan jalan pikiran yang melater belakangi informasi tersebut.
Perkembangan ilmu pengetahuan masyarakat akan membutuhkan perkembangan kehidupan masyarakat yang bersangkutan, artinya masyarakat dengan ilmu pengetahuan yang masih sederhana tingkat perkembangannya ilmu pengetahuan dan sember manusia yang lebih maju. Perkembangan ilmu pengetahuan dan sumber daya manusia ternyata merupakan kekuatan yang sangat dominan dalam menentukan perkembangan masyarakat.
Kegiatan manusia untuk mengembangkan dirinya dan menemukan pengetahuan yang benar adalah suatu yang mutlak dilakukan karena manusia selalu berfikir. Namun setiap manusia berbeda cara berfikir untuk menemukan suatu kebenaran yang hakiki. Dapat dikatakan bahwa tiap jalan pikiran mempunyai apa yang dikatakan kriteria kebenaran. Dari ceritra kebenaran ini merupakan landasan bagi proses penemuan kebenaran tersebut, penalaran merupakan suatu penemuan kebenaran dimana tiap-tiap jenis penalaran mempunyai criteria kebenarannya masing-masing .
Manusia pada hakekatnya merupakan makhluk yang berfikir, merasa bersikap dan bertindak, sikap dan tidaknya bersumber dari pengetahuan yang didapatkan lewat kegiatan berfikir dan dapat dikembangkan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini merupaka sumber bagi setiap orang atau diri seseorang.
0 komentar:
Post a Comment